Oleh: Tsair Ahmad Salamah
Drama Rudal antara Iran dan Amerika: Ketika Tentara Bertukar Tembakan Sesuai Janji Waktu dan Tempat !
Pada malam yang panas, yang tampak seolah menjadi awal Perang Dunia Ketiga, puluhan rudal balistik Iran diluncurkan ke arah pangkalan-pangkalan Amerika di Qatar dan Irak, termasuk Pangkalan “Al Udeid” yang terkenal — pangkalan terbesar milik AS di Timur Tengah.
Media pun meledak, judul-judul berita menjerit: “Iran Membalas dengan Keras!”, “Amerika di Bawah Serangan!” … Tapi, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini benar-benar konfrontasi militer sungguhan, atau hanya sandiwara dengan skenario Hollywood buruk yang bahkan tak meyakinkan penonton awam?
🎯 Serangan… dengan Gaya “Kami Sudah Ingatkan Sebelumnya”
Lucu sekaligus menyedihkan — Iran memberitahu Amerika terlebih dahulu tentang waktu dan lokasi serangan!
Berbagai laporan, termasuk dari pejabat Amerika dan Eropa kepada Reuters dan Wall Street Journal, mengonfirmasi bahwa Teheran mengirim pesan lewat jalur diplomatik — seperti Swiss — memberitahukan bahwa serangan balasan akan datang, dan bahwa targetnya adalah area yang tidak berpenghuni… demi menyelamatkan muka Iran — dan Amerika juga.
Yang lebih mengejutkan? Pasukan AS sudah mengosongkan lokasi-lokasi target beberapa jam sebelum rudal diluncurkan. Jadi, apakah ini perang sungguhan? Atau hanya pertunjukan kembang api yang sudah disepakati sebelumnya?
🧨 Pangkalan Al Udeid: Jika Serangan Itu Nyata...
Mari lihat fakta-fakta militer:
Pangkalan “Al Udeid” di Qatar memiliki luas 35 km², dilengkapi landasan untuk pesawat raksasa, pusat komando strategis, gudang bahan bakar dan amunisi, serta batalion pertahanan udara. Ini bukan sekadar pangkalan — ini adalah otak komando pasukan AS di Timur Tengah.
Jika satu rudal balistik Iran jenis Fateh-110 atau Qiam-1 benar-benar menghantam pusat pangkalan ini, maka kita akan menyaksikan bencana besar.
Contoh:
- Rudal Qiam-1 membawa hulu ledak seberat 750 kg, menghasilkan ledakan yang menghancurkan area dengan radius 300–400 meter.
- Satu rudal akurat yang menghantam menara komando, depot bahan bakar, atau hanggar pesawat, bisa menyebabkan kerugian ratusan juta dolar dan melumpuhkan operasi udara selama berminggu-minggu.
Namun, apa yang terjadi? Tidak ada apa-apa!
Tidak ada korban jiwa, tidak ada gambar kehancuran, tidak ada asap membumbung. Hanya beberapa “guncangan ringan” dan suara sirene… seperti dalam film-film bencana, tapi dengan happy ending untuk semua.
🛡 Pertahanan Qatar… Lelucon untuk Rudal Balistik
Qatar mengandalkan perlindungan Amerika. Tapi kenyataannya, sistem pertahanan di Al Udeid tidak dirancang untuk menghadapi rudal balistik presisi.
- Tidak ada Iron Dome,
- Tidak ada sistem Arrow,
- Bahkan jaringan Patriot yang lengkap pun tak mencakup semua arah.
Dalam serangan semacam ini, pertahanan bergantung pada:
- Radar peringatan dini (yang butuh waktu untuk merespons),
- Baterai Patriot terbatas (relatif efektif terhadap rudal Scud, tapi belum tentu mampu menangkal hujan rudal presisi).
Jika Iran menembakkan 7 rudal, dan Washington mengklaim berhasil mencegat 6, itu berarti rasio intersepsi 85% — yang tak sesuai dengan realitas efektivitas sistem ini dalam kondisi nyata.
💸 Lalu… Mari Bicara Biaya!
Serangan Iran: tanpa korban, tanpa balasan nyata dari AS. Hanya sebuah pertunjukan mahal bernilai miliaran dolar, dengan tujuan memamerkan balasan “terukur.”
Komentar Trump setelahnya?
“Kami menginginkan perdamaian.”
“Kami tidak ingin perang dengan Iran.”
Seolah berkata: Cukup! Kalian sudah memainkan peran kalian, sekarang mari tenang kembali!
Bahkan lebih mencolok lagi:
Dalam waktu enam jam saja, menurut pernyataan Trump, gencatan senjata diberlakukan.
Artinya? Masakan ini terlalu matang — hangus!
🧩 Kenapa Harus Drama?
- Amerika butuh jalan keluar yang bermartabat dari eskalasi yang mereka mulai sendiri dengan menyerang fasilitas nuklir.
- Iran butuh menjaga gengsi di hadapan publiknya, menunjukkan bahwa mereka “membalas” agresi AS.
- Israel tidak sanggup menghadapi eskalasi besar, sementara masih tenggelam dalam krisis di Gaza, Lebanon, dan masalah internal.
Semua pihak ingin “unjuk kekuatan” — tanpa benar-benar bertempur.
Hasilnya? Sebuah drama, yang akhirnya kita — rakyat biasa — yang membayar mahal untuk mempercayainya.
🪧 Kesimpulan
Wahai penonton yang budiman,
Jika engkau melihat ledakan rudal tanpa korban, sirene tanpa kehancuran, dan pernyataan panas yang diikuti seruan damai…
Maka ketahuilah: Engkau tidak sedang menonton berita, melainkan babak baru dari drama politik-militer. Tujuannya bukan menakutimu secara nyata — tapi menjinakkanmu secara psikologis.
Dan akhirnya, tirai pun ditutup… di atas mayat dan kepentingan rakyat,
sementara para aktor bertepuk tangan satu sama lain di balik panggung.
📝 Catatan:
- Yang penting, Bahrain menutup wilayah udaranya untuk navigasi global — yang artinya lalu lintas udara dunia lumpuh.
- Dan yang lebih penting, Qatar menyatakan hak untuk membalas!
✍️ Tsair Salamah
Sumber : Facebook Tsair Salamah