Perang Tustar; Anas Bin Malik Selalu Menangis Ketika Mengingatnya

Perang Tustar; Anas Bin Malik Selalu Menangis Ketika Mengingatnya

Kisah Perang Tustar

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab r.a., pasukan Islam terus bergerak menaklukkan wilayah Persia. Satu kota yang terkenal sulit ditaklukkan adalah Tustar—sebuah benteng megah di Khūzistān. Kota itu dikelilingi sungai yang deras, parit dalam, dan tembok tinggi. Di dalamnya berdiam ribuan pasukan Persia yang dipimpin oleh jenderal tangguh bernama Hormuzān.

Pengepungan yang Melelahkan

Pasukan kaum Muslimin dipimpin oleh Abu Musa al-Asy‘ari r.a. Mereka mengepung kota itu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Dari atas benteng, orang-orang Persia melemparkan panah, batu, dan minyak panas, membuat setiap upaya mendekat menjadi penuh bahaya.

Hari demi hari berlalu. Persediaan kaum Muslim makin tipis, sementara Persia tampak masih kuat bertahan. Namun semangat jihad para sahabat tidak padam. Mereka tahu bahwa sekali Tustar jatuh, Persia akan benar-benar lumpuh.

Rahasia dari Dalam

Di tengah kebuntuan, Allah memberi jalan. Seorang budak Persia yang telah masuk Islam membocorkan rahasia: ada saluran air bawah tanah yang bisa menjadi jalan masuk ke kota. Abu Musa segera mengutus beberapa pejuang pemberani untuk menyusup lewat jalur itu. Malam hari, dengan penuh risiko, mereka berenang menyusuri terowongan gelap hingga berhasil muncul di dalam benteng. Dari sana, mereka membuka gerbang kota bagi pasukan Muslim.

Pertempuran Dahsyat

Begitu fajar menyingsing, pasukan Muslim menyerbu masuk. Pertempuran sengit pecah di jalan-jalan Tustar. Pedang beradu, teriakan perang menggema. Di barisan depan, tampak sosok pemberani: al-Bara’ bin Malik r.a., seorang sahabat yang selalu berdoa agar Allah memberinya mati syahid. Ia menerjang ke tengah pasukan Persia tanpa gentar, meski tubuhnya penuh luka. Pada akhirnya, al-Bara’ gugur di medan itu, tersenyum dalam kesyahidan.

Pertempuran terus berlangsung hingga akhirnya pasukan Persia runtuh. Kota Tustar jatuh ke tangan kaum Muslimin. Hormuzān, sang jenderal Persia, ditangkap hidup-hidup dan diikat untuk dibawa menghadap Khalifah Umar di Madinah.

Kemenangan yang Menggetarkan

Kemenangan di Tustar bukan kemenangan biasa. Kota itu adalah benteng terkuat Persia. Dengan kejatuhannya, jalan menuju jantung Persia terbuka lebar. Para sahabat bersujud syukur di atas tanah Tustar, memuji Allah yang telah memberi kemenangan setelah pengepungan panjang dan melelahkan.

Bagi kaum Muslim, perang itu mengajarkan kesabaran, strategi, dan keberanian. Bagi dunia, Perang Tustar menjadi tanda semakin runtuhnya kekuatan adidaya Persia di hadapan pasukan kecil yang beriman teguh.

Kisah Al Barra bin Malik

1. Latar Belakang Perang Tustar

  • Tustar (sekarang disebut Shushtar) adalah sebuah kota benteng yang sangat kuat di wilayah Khūzistān (Iran barat daya).
  • Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ (11 H / 632 M), wilayah Persia (Kekaisaran Sasaniyah) menjadi target penaklukan kaum Muslimin.
  • Pada masa Khalifah Umar bin Khattab r.a., ekspansi Islam ke Persia semakin luas. Banyak kota besar Persia jatuh, namun Tustar menjadi salah satu kota yang paling sulit ditaklukkan karena:

  • Bentengnya kokoh.
  • Dikelilingi sungai dan parit.
  • Dijaga pasukan besar Persia.

2. Jalannya Perang

a. Pengepungan Kota

  • Perang Tustar berlangsung sekitar tahun 20 H / 641 M.
  • Panglima kaum Muslimin adalah Abu Musa al-Asy‘ari r.a.
  • Pasukan Muslim mengepung kota selama berbulan-bulan (disebutkan ada riwayat 1 tahun lebih lama).
  • Orang-orang Persia di dalam benteng bertahan dengan makanan yang cukup, sehingga pengepungan menjadi sangat berat.

b. Strategi Pertahanan Persia

  • Persia dipimpin oleh Hormuzān, salah satu jenderal besar mereka.
  • Benteng Tustar dikelilingi sungai dengan pintu air (dam) yang rumit. Mereka menggunakan sistem air itu untuk menghalangi pasukan Muslim.
  • Setiap kali kaum Muslim mendekat, mereka dilempari panah, batu, dan minyak panas dari atas benteng.

c. Peran Para Sahabat

  • Banyak sahabat Nabi ﷺ ikut dalam pengepungan ini, di antaranya:
  • Abu Musa al-Asy‘ari (panglima).
  • Al-Bara’ bin Malik, saudara Anas bin Malik.
  • Al-Ahnaf bin Qais.
  • Mujazzar bin Ziyad.
  • Sahl bin Abi Hatsmah.
  • Disebutkan juga ada sahabat Abu Hurairah r.a. yang ikut serta.

d. Penyerbuan Melalui Saluran Air

  • Pengepungan berlangsung lama, hingga akhirnya seorang budak Persia yang masuk Islam membocorkan jalur rahasia air yang menjadi pintu masuk ke dalam benteng.
  • Pasukan Muslim mengirim beberapa orang pemberani menyusup melalui jalur air itu di malam hari, lalu membuka gerbang benteng dari dalam.
  • Pertempuran besar terjadi setelahnya.

3. Kesyahidan al-Bara’ bin Malik

  • Dalam pertempuran itu, sahabat yang terkenal pemberani, al-Bara’ bin Malik, gugur sebagai syahid.
  • Ia dikenal sebagai seorang pejuang tangguh yang selalu meminta agar Allah memberinya mati syahid.
  • Syahidnya al-Bara’ menjadi salah satu peristiwa besar dalam Perang Tustar.

4. Akhir Perang

  • Setelah gerbang berhasil dibuka, pasukan Muslim menyerbu masuk.
  • Pertempuran sengit terjadi di dalam kota.
  • Akhirnya, Hormuzān ditangkap hidup-hidup dan dibawa ke Madinah menghadap Khalifah Umar bin Khattab.
  • Dengan jatuhnya Tustar, hampir seluruh wilayah Khūzistān berada di bawah kendali kaum Muslimin.

5. Dampak Perang Tustar

1. Strategis:
  • Membuka jalan ke Persia bagian dalam.
  • Menghilangkan salah satu benteng terkuat Sasaniyah.

2. Politik:
  • Menunjukkan melemahnya Kekaisaran Persia yang sebelumnya merupakan adidaya.
  • Memperkuat legitimasi kekuasaan Islam di wilayah Persia.
3. Keagamaan:
  • Banyak orang Persia yang kemudian masuk Islam, baik dengan sukarela maupun setelah tertawan.
  • Wilayah itu menjadi pusat peradaban Islam di masa berikutnya.

6. Catatan Tambahan

  • Perang Tustar disebutkan dalam karya-karya sejarah Islam klasik, di antaranya:
Tarikh al-Tabari karya Imam al-Tabari.
Al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn al-Atsir.
Futuh al-Buldan karya al-Baladzuri.
  • Perang ini memperlihatkan:

Kesabaran pasukan Muslim dalam pengepungan panjang.
Pentingnya strategi dan intelijen dalam peperangan.
Semangat jihad sahabat Nabi ﷺ yang rela syahid.


Lebih baru Lebih lama