Konsep Berhitung dalam Bahasa Arab Lengkap dengan Contoh

Ketika kita menyebutkan angka bahasa Arab satu per satu hingga angka 10 maka itu akan berbeda dengan ketika kita menghitung sesuatu. Terkait dengan angka dalam bahasa Arab sudah kita bahas sebelumnya dengan judul Angka dan Berhitung dalam Bahasa Arab. Nah, kali ini kita akan tunjukkan contoh ketika kita menghing sesuatu. Bagaimana aturannya dan seperti apa saja perbedaannya ?

Ayo kita lihat tabel berikut ini :


Kaidah dan aturannya sebenarnya sudah tampak pada tabel diatas. Namun, dengan begitu saja belum tentu bisa difahami dengan baik bila tidak dijelaskan. Lalu bagaimana penjelasannya ? Perhatikan baik-baik ya.

Satu dan Dua

Untuk menyebutkan jumlah sesuatu yang berjumlah satu dan dua, maka ia memiliki aturan tersendiri yang berbeda dengan angka 3 sampai 10 berikutnya. Bagaimanakah itu ?

Bila yang dihitung adalah mudzakkar, maka angka satu atau dua itu harus berbentuk mudzakkar. Begitupun sebaliknya, bila sesuatu yang dihitung itu adalah muannats maka angkanya (satu atau dua) harus berbentuk muannats.

Itulah kaidahnya. Kaidah berikutnya adalah

Penyebutan angka adalah setelah benda yang dihitung

Jadi, bendanya terlebih dahulu disebut. Lalu diikuti angkanya. Pada pembahasan sebelumnya sudah kita sampaikan angka yang diperuntukkan kepada mudzakkar dan mana saja angka yang diperuntukkan kepada muannats.

Oya, sekedar mengingatkan sahabat cinta Quran bahwa kaidah tatsniyah atau untuk membuat mutsanna adalah baku, tetap dan tidak berubah serta berlaku umum baik kepada mudzakkar maupun muannats. Apakah sahabat semua masih ingat aturannya ?

Aturannya adalah bahwa semua kata tunggal yang ingin diubah menjadi ganda (mutsanna) caranya hanya ini, yaitu di akhirnya ditambah huruf alif dan nun (huruf ini biasanya berharokat kasroh sehingga dibaca ni).  

Kata yang huruf terakhirnya ditambah huruf alif maka akan membuat huruf terakhir itu berubah menjadi fathah dan akhirnya menjadi panjang karena ditambahi huruf alif.








Lebih baru Lebih lama